FILSAFAT PENDIDIKAN AKHLAK

Munasabah kata Rahmah dengan al'tarbiyah dalam konteks pendidikan

Oleh : Abdullatif Tambunan/tambunanlatif@gmail.com , mahasiswa PAI, FTIK, IAIN PADANGSIDIMPUAN

Munasabah kata rahmah dengan “al-tarbiyah” dalam konteks pendidikan 
bisa bernilai positif dan bisa juga bernilai negatif. Positif, jika dalam proses 
pendidikan dipenuhi dengan nuansa kasih sayang, sehingga sentuhan 
psikologis tersebut dapat berakibat positif dalam pendidikan. Negatif, jika 
dalam proses pendidikan dibumbui dengan nuansa permisifivitas atas faktor 
keterikatan psikologis.

Munasabah

Secara etimologi, kata munasabah sering dipakai dalam tiga pengertian. Kata ini dipakai dengan makna musyakalah atau muqarabah (dekat). Kata munasabah juga diartikan dengan an-nasib (kerabat atau sanak keluarga). 
Pengertian munasabah secara terminologis menurut beberapa ulama adalah sebagai berikut: a. Menurut Ibn ‘Arabi munasabah adalah hubungan ayat-ayat al-Qur`an antara suatu bagian dengan lainnya, sehingga bagaikan satu kalimat yang maknanya harmonis dan strukturnya yang rapi. 
b. Menurut Az-Zarkasyi adalah merupakan usaha pemikiran manusia untuk menggali rahasia hubungan antar ayat atau surat yang dapat diterima akal. 

         http://www.bacaanmadani.com/

Kata Rahmah dengan at'tarbiyah


Pada pendidikan hal ini bisa bersifat positif dan juga negatif.Positif, jika dalam proses 
pendidikan dipenuhi dengan nuansa kasih sayang, sehingga sentuhan 
psikologis tersebut dapat berakibat positif dalam pendidikan. Negatif, jika 
dalam proses pendidikan dibumbui dengan nuansa permisifivitas atas faktor 
keterikatan psikologis.

  Contoh :

Bisa kita perhatikan ada siswa yang tidak suka dengan pelajaran 
matematika, sehingga setiap ada pelajaran matematika, hatinya benci (al-
karhu). Menurut al-Ashfahani, membenci karena faktor al-masyaqqah (beban) 
itu adalah karhun. Kalau membenci karena melihat akibat yang akan 
dilahirkannya, tetapi faktor pertimbangan akal dan syariat, ia harus mau 
melaksanakannya, itu namanya kurhun. Dalam kehidupan, kita rasakan bahwa 
sesuatu yang tidak kita sukai belum tentu kita membencinya dan yang kita 
lakukan bukan juga berarti kita sukai (karhun wa kurhun). Ada juga di dalam 
Alquran membenci dengan kata al-baghdh. Kebencian itu lahir dari implikasi 
suatu perbuatan. Dalam Q.S. al-Maidah/5:91 disebutkan bahwa judi 
melahirkan kebencian. Kebencian bukanlah akibat (al-musabbab al-awwal) dari 
perilaku judi, tetapi bisa jadi implikasinya (al-musabbab al-tsânî dst.).

       Dalam dunia pendidikan rahmah sangat diperlukan baik bagi pengajar maupun pelajar, yang dimana dengan hal itu akan mendatangkan hubungan yang baik antara keduanya sehingga proses belajar mengajar pun lancar dan disenangi , dibalik itu hasil belajarpun insyaallah akan maksimal.

Urgensi Kasih Sayang


Kasih sayang menciptakan kerja sama di antara manusia. Bila Kasih sayang tidak ada maka tidak akan terwujud persaudaraan di antara manusia; tak seorang pun yang merasa memiliki tanggung jawab terhadap orang lain; keadilan dan pengorbanan akan menjadi hal yang absurd utopis. Oleh sebab itu, sikap kasih sayang sesama manusia, khususnya dalam dunia pengajaran dan pendidikan, adalah hal esensial. Di samping itu, kasih sayang juga menyebabkan keselamatan jasmani dan ruhani, menjadi solusi tepat dalam memperbaiki perilaku amoral dan mengharmoniskan hubungan manusia.

Allah Swt melukiskan konsep cinta dalam ayat Al-Quran dengan firman-Nya: “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang bertakwa.” (Al Imran: 76). “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Al Imran: 138). Jadi, hubungan antar sesama manusia, khususnya anak-anak harus dibangun berdasarkan bahasa cinta dan kasih sayang. Dunia pendidikan akan sukses dan makmur kalau pelbagai jenjangnya ditempuh dengan irama cinta.

Kasih sayang begitu penting karena ia memicu ketaatan dan kebersamaan. Dalam hal ini Nabi saw bersabda: “Seseorang akan dikumpulkan bersama orang yang dicintainya.” Antara kasih sayang dan ketaatan memiliki ikatan kebersamaan. Yakni, kasih sayang akan mewujudkan ketaatan dan kebersamaan. Ketika kasih sayang orang tua tertanam dalam sanubari anak-anak maka mereka akan menjadi penurut dan pengikut orang tuanya. Buah dari kasih sayang orang tua ini akan membuat anak-anak tidak mudah mengabaikan tanggung jawab dan tugas yang diamanahkan kepada mereka.source : www.icc-jakarta.com

   


            Sehat Sultoni Dalimunthe, Munasabah kata Rahmah dengan al'tarbiyah dalam konteks pendidikan, ( Yogyakarta: Deepublish, Desember 2016 ), hal.3.

Komentar